Kusadasi adalah persinggahan kami selanjutnya setelah malam melahap kami dalam nyenyak. Perjalanan menuju Kusadasi cukup lama, sekitar tujuh jam. Setara perjalanan Jogja-Kediri. Tentu saja kami beristirahat di beberapa pemberhentian. Dan pemberhentian pertama kami adalah sebuah kedai shop yang menjajakan minyak zaitun di Pergamon.

Keindahan Kota Pergamon
Selama perjalanan dari Canakkale menuju Pergamon ada suguhan pemandangan alam yang berbeda dari alam Indonesia. Tapi skenarinya tidak mengalahkan skenari Indonesia. Yang membedakan adalah perkebunan zaitun di sepanjang jalan. Memang, Pergamon adalah pemasok minyak zaitun terbaik di Turki. Dan kita tahu manfaat minyak zaitun bagi kecantikan dan kesehatan.

Ada kategori kualitas minyak zaitun. Kualitas terbaik adalah 100% minyak zaitun yang lebih banyak diekspor dan diproduksi untuk produk kecantikan. Ada pula kualitas yang mengandung 80% minyak zaitun. Delapan puluh persen ini bukan berarti dua puluh persennya adalah campuran minyak matahari atau lainnya. Seratus persen, delapan puluh persen, dan kualitas di bawahnya ditentukan melalui pengolahannya.

Barangkali seperti produksi teh. Antara daun pucuk, batang, dan pengolahannya menentukan kualitas teh. Begitu juga dengan minyak zaitun di sini. Dan masyarakat Turki sangat terbiasa menggunakan minyak zaitun untuk menggoreng atau campuran salad. Hmm, minyak zaitun bagi mereka seperti sambal bagi saya.

Turki, khususnya Pergamon, adalah penghasil minyak zaitun dan katun. Agrikultur adalah produksi andakan Turki. Tour guide kami menceritakan bahwa hasil tekstil Turki memiliki kualitas yang sangat tinggi. Hasil tekstil Turki di ekspor ke Eropa kemudian dilabeli di sana.

Gosbasi Mola Shop. [Koleksi Pribadi]

Selain itu, Turki mengandalkan produksi otomatif. Hampir seluruh produsen mobil Eropa memiliki “rumah produksi” di Turki. Investasi seperti ini tentu sangat menguntungkan Turki. Selain menjadi pemasukan dari pajak, lowongan pekerjaan bagi rakyat Turki menjadi terbuka luas. Salah satu alasan mengapa produsen otomotif itu mendirikan pubrik di Turki adalah karena UMR Turki lebih rendah dari Eropa. Tapi sayangnya, meskipun menjadi “surga” bagi produsen otomatif, Turki tidak memiliki produk mobil sendiri.

Di Pergamon kami tidak hanya mampir di kedai shop minyak zaitun. Kami berhenti pula di sebuah kota tua peninggalan sejarah Yunani lho. Sebagai wilayah bekas teritorial Yunani kuno, Turki memiliki spot area peninggalan sejarah Yunani yang cukup banyak.

Acropolis, inilah daerah yang kami singgahi di Peragamon. Sebuah kota tua yang terletak di bawah perbukitan—sementara ada satu kota tua lagi yang terletak di atas perbukitan. Dahulu, Acropolis dipimpin oleh Lucigamos. Ia adalah satu dari empat jendral Alexander the Great. Ketika Alexander meninggal wilayah yang pernah ia taklukkan dibagikan kepada empat jenderalnya, dan Lucigamos memilih Peragamon.

Di kota ini terdapat bangunan tua yang dulu digunakan sebagai rumah sakit yang bernama Alipios. Alipios adalah nama dewa kesehatan. Pendudukan kota kala itu berdatangan ke Alipios untuk berobat. Tetapi ketika pasukan Kristen mengambil alih wilayah ini, Alipios beralih fungsi menjadi gereja.

Sebagai daerah warisan budaya Pergamon terawat dengan baik. Hanya saja kami tidak berkesempatan untuk menilik peninggalan pusat kota tua ini. Bahkan untuk masuk ke dalam gedung tua yang mirip benteng ini—dahulu digunakan sebagai gereja dan rumah sakit. Kami harus mengeluarkan biaya tambahan sekita 40 lira untuk membeli tiket masuk.

Ada apa di Kusadasi?

Hampir tidak bisa saya jawab. Kami sampai di Kusadasi pukul 5.00 sore dan langsung menuju ke hotel,  Le Blue Hotel & Resort. Tidak ada kesempatan untuk city tour. Tapi beruntung sekali kami masih bisa menikmati sunset dari pantai di belakang hotel ini. Tepatnya pantai laut Aegean.

Suhu yang berada di kisaran 20 derajat ini tidak menjadi halangan bagi kami untuk bersuka ria, berpose dan berselfie. Latar belakang matahari yang terbenam ke dalam laut menjadikan suasana bertambah romantik. Juga, perumahan villa yang tertanam di perbukitan Kusadasi ini.

Di Pantai Aegean, Kusadasi. [Koleksi Pribadi]

Di Pantai Aegean, Kusadasi. [Koleksi Pribadi]

Komentar Anda