Di tumpukan buku rak penjalin, saya temukan beberapa buku milik isteri. Sepertinya ia beli ketika masih kuliah. Saya ambil satu buku kumpulan kisah tentang Nasrudin Hojda. Setelah membaca beberapa kisah saya lihat Cahya dan Owik di samping saya yang kemudian menaruh perhatian ketika saya baca salah satu kisah dari buku tersebut.
Rupanya, buku tersebut menarik perhatian Cahya. Dia baca sendiri buku itu sambil mengomentari beberapa kisah yang menurutnya tidak masuk akal. Atau sesekali tertawa karena menemukan kejenakaan di sana.
“Ayah, uang THR-ku mau kubeliin novel.”
“Beneran?”
“Iya.”
Beberapa kali Cahya memang ingin membeli novel tapi saya belum sempat mengantarnya ke toko buku. Dia kulik lagi keinginnya untuk beli novel setelah baca kisah-kisah tentang Nasruddin Hodja.
“Ya, kalau sudah kembali ke Lampung nanti ayah antar ke toko buku. Sekarang baca dulu buku ini.”
Saya berikan buku bersampul putih bertuliskan Totto-Chan.
Buku itu disambut. Mulanya mengeluhkan bukunya yang tebal. Namun saya rayu untuk baca satu dua lembar dulu.
Sahdan, sejak zuhur ketika saya beri buku Totto-Chan sampai kumandang isya’, Cahya masih menikmati buku itu. Sesekali tertawa. Sesekali buku itu diletakkan di kasur untuk rehat. Lalu memulai lagi.
Saya senang. Semangat membacanya jauh di atas saya.
Kisah Totto-Chan
Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela, karya Tetsuko Kuroyanagi. Buku ini adalah kisah nyata tentang masa kecil Kuroyanagi di Jepang selama Perang Dunia II. Tokoh utama, Totto-chan, adalah gadis yang penuh rasa ingin tahu dan sering dianggap nakal oleh guru-gurunya di sekolah umum. Karena sifatnya yang tidak biasa, ia akhirnya pindah ke sekolah alternatif bernama Tomoe Gakuen, yang dipimpin oleh Mr. Kobayashi.
Sekolah Tomoe Gakuen sendiri sangat unik dan progresif, terutama di era tersebut. Mr. Kobayashi menerapkan metode pendidikan yang berfokus pada kebebasan berekspresi dan pendekatan individual pada tiap siswa. Di sekolah ini, Totto-chan merasa bebas untuk menjadi dirinya sendiri, mengeksplorasi hal-hal baru, dan belajar di luar sistem pendidikan konvensional. Buku ini penuh dengan kisah-kisah lucu dan menginspirasi tentang pengalaman Totto-chan bersama teman-temannya di sekolah yang berbeda dari sekolah pada umumnya.