Dewa19 bukanlah Ahmad Dhani. Apalagi menyebut Ahmad Dhani adalah Dewa 19. Ahmad Dhani hanyalah bagian kecil dari Dewa 19.

Superioritas yang melekat pada Dhani membuat Dewa 19 kehilangan pamornya. Entah mengapa, saya masih menandang Dhani sebagai penyebab mandeg-nya produktifitas Dewa19. Salah satunya adalah ekspresi Dhani yang tidak populer yang membuat band ini lenyap.

Padahal, syair-syair Dewa 19 penuh dengan nilai cinta, kedamaian, sufistik, dan ke-Indonesia-an. Dan Dhani menjadi antitesa dari band yang diusungnya sendiri.

Saya sedih ketika melihat statemen-statemennya yang tak lagi mencerminkan lirik-lirik yang dulu ia nyanyikan. Maksud saya yang bersama Dewa 19, bukan yang solo.

Kesedihan saya memuncak ketika ia mengikuti demonstrasi awal November yang lalu. Entah kebencian apa yang menjangkiti hatinya sehingga ia dengan lantang berucap demikian. Di depan massa yang penuh emosinoal pula. Padahal ia tahu bahwa kebencian adalah virus.

Hidup di negara demokrasi tentu harus siap dengan keragaman karena undang-undang mengatur demikian. Demokrasi menjamin kebebasan dan juga kebebasan berpendapat. Tetapi kebebasan menyampaikan pendapat bukan lantas boleh melangkahi nilai-nilai luhur manusia.

Hidup di negara demokrasi tentu harus siap dengan keragaman karena undang-undang mengatur demikian. Demokrasi menjamin kebebasan dan juga kebebasan berpendapat. Tetapi kebebasan menyampaikan pendapat bukan lantas boleh melangkahi nilai-nilai luhur manusia.

Tata krama, etika, nilai budi pakerti, adalah sesuatu yang luhur, terletak dibalik teks undang-undang. Dan akar dari nilai-nilai itu adalah cinta. Karena cinta adalah hakekat. Ahmad Dhani tahu betul tentang ini.

Saya berharap sesekali Ahmad Dhani menyempatkan diri mendengar kembali lagu-lagunya. Meresapi dengan penuh mendalam hingga pesan-pesannya kembali mengakar pada hati pelantun. Jangan ada kesan bahwa selama ini hanyalah karena pasar. Ya, lagu-lagu yang dirilis itu hanya sekedar untuk pasar.

Barangkali, perlu ada seseorang yang mengingatkan dirinya secara langsung. Kalau bukan para baladewa atau teman dekatnya, semoga masalah yang menyandungnya dalam pecalonan dirinya sebagai calon wakil bupati dapat menjadi pelecut.

Ahmad Dhani, suatu saat nanti, akan jatuh dalam kekalahan. Meskipun di manajemen artis yang ia punggawai, Dewa19, perseteruan picisan dengan Farhat Abbas, ia tampak lebih superior tapi ketahuilah Ahmad Dhani tidak begitu sempurnya. Bahkan dalam menulis lirik lagu.

Jadi, ketika kesadarannya kembali menguasai dirinya semoga ia memulai memperbaiki dari hal yang kecil-kecil. Termasuk belajar berbahasa Indonesia karena yang melesat bukanlah busur panah tetapi anak panah.